Home

Friday, October 10, 2008

Muhammadiyah dan Laskar Pelangi

Posted by awaluddin jalil | On: , | 3 komentar



Film laskar pelangi bisa di katakan filmnya Muhammadiyah. Sepertinya begitu, Film Muhammadiyah pertama yang masuk layar lebar. Film tersebut memang meceritakan Ikal, Lintang serta Bu Muslimah. Namun secara tidak langsung juga menggambarkan perjuangan Muhammadiyah dan orang-orang yang ada di dalamnya. Perjuangan dengan penuh keterbatasan untuk mencerdaskan anak bangsa tanpa harus memaksakan muridnya untuk masuk Muhammadiyah. Beberapa dialog juga tampak membesarkan Muhammadiyah, "ini adalah sekolah islam pertama, dan satu-satunya yang ada di belitong yang diperuntukkan bagi siapa saja", atau ketika pak zul protes kepada salah satu juri cerdas cermat yang mencurigai Lintang berbuat curang, "SD Muhammadiyah adalah sekolah terhormat".

Bagi saya, film ini begitu menggugah. Jauh lebih dahsyat ketimbang film ayat-ayat cinta. Film ayat-ayat cinta, mengajak kita lebih banyak berkhayal tentang pasangan hidup ideal dan perfect seperti Fahri -bagi wanita- dan Aisya -untuk yang pria-. Namun laskar pelangi mengajak kita untuk menyelami sebuah kehidupan tentang orang yang menjalani hidup ini dengan keras. Di tengah keterbatasan ekonomi dan akses untuk mendapatkan pendidikan murah dan berkualitas, hadir sekolah yang hampir tutup, hampir roboh, sering di jadikan kandang kambing, dan basah jika hujan karena bocor. Di sekolah itu, anak-anak membangun cita-cita, membangun mimpi demi masa depannya. Walau penuh dengan keterbatasan, mimpi mereka tak pernah hilang. pun ketika harus kehilangan kepala sekolah yang penuh semangat, Bu Mus yang berkabung, mereka tetap teguh mengejar mimpi. Karena hidup memang berawal dari mimpi, demikian kata bondan prakoso.

melihat realitas sekarang, kita memang terkungkung dalam kubangan kapitalisme. tak ada lagi sekolah murah berkualitas. semuanya di ukur dengan uang. Perguruan tinggi berlomba-lomba menjadi BHMN, Banyak berdiri sekolah terpadu, yang bisa di pastikan tidak bisa terjangkau oleh mereka yang miskin dan terpinggirkan. Anehnya Muhammadiyah juga mulai ikut-ikutan bikin sekolah mahal, jauh dari cerita masa lalunya yang begitu cemerlang dalam membangun bangsa ini. Uang masuk hampir 5 juta rupiah, uang SPP yang tinggi, belum uang les, kursus, dan ekstar kurikuler. keberpihakan itu mungkin telah berubah.

sebuah cerita dari pulau belitong, semoga menggugah kita semua untuk lebih peduli dengan kaum marjinal yang kian hari terus terpinggirkan oleh proyek kapitalisme. Semoga...

Terakhir, Film ini membuatku bangga menjadi anggota Muhammadiyah. Hati kecil saya langsung menolak, dan saya pun langsung meralat, maksudnya bangga dengan para founding father pesyarikatan ini. Serta bangga kepada mereka yang hingga hari ini masih menjalankan apa yang di ajarkan Ahmad dahlan. Apa itu? Tentang surah Al-ma’un…

catatan: koleksi foto di ambil dari http://www.laskarpelangithemovie.com/

3 comments:

andreas iswinarto said...

Buku dan Film Laskar Pelangi menghentak khalayak, menggugah para guru, menginspirasi jutaan pembaca, menghardik dunia pendidikan di negeri ini. Asrori S. Karni menyebutnya The Phenomenon.

Buku Anak-anak Membangun Kesadaran Kritis barangkali dapat melengkapi gambaran tentang bagaimana anak bila diberikan perlakuan yang tepat (memberikan hati seperti dilakukan bu Muslimah) dan kesempatan untuk berpartisipasi maka anak-anak dapat menjadi subyek/pelaku perubahan sosial yang luar biasa.

Salam hangat dan silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-online-gratis-anak-anak-membangun.html

pijaralam said...

Ass, pa kabar Jalil, salam dari Hasanuddin Wiratama, Gowa Sulsel

pijaralam said...

salam dari Hasanuddin Wiratama, Gowa Sulsel