Home

Friday, March 28, 2008

Menilik Orang Muhammadiyah di Kaltim Yang Jadi Birokrat

Posted by awaluddin jalil | On: , | 0 komentar
Sebagai organisasi masyarakat yang sudah cukup tua (walau bukan yang paling tua), Muhammadiyah sejak 1912 hingga saat ini telah mampu menelurkan banyak tokoh yang mampu membawa perubahan di zamannya. Sebut saja panglima besar Sudirman, Soekarno, M. Roem hingga Amien Rais. Semuanya mampu menampilkan kemoderatan dalam memimpin dan mampu menunjukkan keshalehan dalam beribadah maupun bermuamalah. Ini semua menjadi bukti real keberhasilan Muhammadiyah walaupun di kalangan nasionalis dan kaum awam kemuhammadiyahan mereka tidak pernah diketahui.
Jika kemudian kita menilik tokoh-tokoh birokrasi Kaltim yang berasal dari muhammadiyah maka penulis mengambil tiga sample pemimpin atau kepala daerah untuk dijadikan potret pemimpin masa kini. Mereka adalah, Ridwan Suwidi (Bupati Kab. Paser), Jusuf Serang Kasim (Walikota Tarakan), dan Sopyan Hasdam (Walikota Bontang). Memilih mereka tentu ada alasan, alasan yang paling menonjol adalah keterlibatan mereka yang secara tersurat (melalui SK) pernah duduk di structural Muhammadiyah. Kemudian mereka semua adalah contoh sukses kepala daerah dalam membangun daerahnya menjadi lebih baik, sangat baik malah. Selain mereka sebenarnya masih ada Ahmad amins (walikota Samarinda), namun yang menjadi perhatian lebih penulis adalah ketiga orang diatas memiliki ciri maupun penampakannya sebagai Muhammadiyah cukup terasa.
(Tulisan ini murni subjektifitas penulis, tidak ada unsur mengangkat sebuah nama apalagi menjatuhkan)

Ridwan Suwidi
Bupati tertua di Indonesia, bahkan ketuaannya mampu membawanya mendapat piagam MURI sebagai kepala daerah tertua di Indonesia, memang memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam dunia pemerintahan. Dua periode di DPRD Kaltim adalah buktinya. Kehidupan dan kesederhanaan yang ditampilkan membuat namanya mudah membumi di kalangan masyarakat khususnya masyarakat Paser. Tak heran ketika pemilihan kepala daerah di Kabupaten Paser, tanpa kesulitan sedikitpun ia mampu memenanginya dan terpilih menjadi Bupati.
Sepanjang kepemimpinannya menjadi bupati, sikap sederhana dan bersahaja masih melekat di dirinya. Arah kebijakannya pun sangat mengarah kepada pembangunan bagi rakyat kecil. Dalam sebuah kesempatan berdiskusi dengan penulis, ia ingin di Paser ini tidak ada lagi masyarakat yang rumahnya beratap rumbia. Dengan program subsidi langsung, sudah ribuan rumah yang ia ubahnya hingga layak. Selain program yang lebih mengarah mensejahterakan rakyat, baru-baru ini Ridwan suwidi mengadakan gerakan jilbab. Gerakan ini, menurut beliau adalah sebagai upaya menjadikan Paser sebagai daerah yang agamis.
Sebagai seorang birokrat, ia tidak pernah menjadikan dirinya sebagai sosok yang ekslusif dan sulit ditemui. Suatu ketika, Ridwan pernah memberikan nomor Hand phonenya kepada warga untuk menyampaikan keluhan dalam pembangunan. Seorang anak kecil berusia sekolah dasar penasaran dan mencoba menelpon sang Bupati. Tak disangka ternyata diangkat oleh Ridwan, serta merta sang anak kaget minta ampun. Sang bupati akhirnya melayani sang anak untuk menyampaikan keinginan yang ternyata keinginannya hanyalah memastikan nomor HP tersebut.

Jusuf Serang Kasim
Pernah menjadi Direktur Rumah Sakit Aisyiah Samarinda adalah salah satu bukti ke-Muhammadiyah-an Yusuf. Penulis sering menyebutnya di beberapa diskusi sebagai salah seorang pemimpin daerah di kaltim yang keshalehan individu dan sosialnya tidak perlu diragukan lagi. Ia juga seorang negarawan yang selalu berfikir 20 hingga 30 tahun yang akan datang, bukan 1 atau 5 tahun.
Pemimpin yang visioner langsung terbangun di kepala penulis ketika berdiskusi beberapa waktu yang lalu. Pembangunan yang lebih menutamakan rakyat kecil adalah salah satu priotasnya. Tarakan memiliki APBD yang relative kecil dibandingkan daerah lain di Kaltim sehingga membuatnya berfikir panjang dan menggunakan dana tersebut sebaik mungkin demi kepentingan rakyat banyak. Salah satunya adalah menolak pembangunan kantor dan rumah jabatan walikota yang baru. Jusuf hanya memberikan opsi renovasi sehingga menghemat anggaran dan mampu dialihkan bagi kepentingan yang lebih baik. Dalam kurun waktu 4 tahun kepemimpinannya, perubahan mendasar yang dilakukannya langsung terasa oleh masyarakat luas. Perubahan demi perubahan terus terjadi. Ia ingin menjadikan Tarakan sebagai The New Singapore. Berbagai lahan mati dan rawa diubahnya menjadi pusat perbelanjaan, pasar dengan standar modern hingga menjamurnya hotel adalah bukti real. Pembangunan pesat dalam kurun waktu yang singkat memang merupakan bukti nyata yang membuktikan kemoderatannya. Karena sosok pemimpin visioner adalah selalu komitmen dengan apa yang diucapkan.

Sopyan Hasdam
Walikota Tarakan dua periode ini pernah menjabat ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kaltim dua periode. Selama dua periode menjadi walikota, Tarakan terus mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan tersebut sangat terasa dengan pembangunan berbagai sarana umum yang langsung bersentuhan dengan masyarakat luas.
Penulis memasukkan beliau ke dalam tulisan ini ada beberapa alasan. Pertama, kepentingan public seperti sekolah dan kesehatan menjadi perhatian utamanya. Gratis biaya rumah sakit hingga tingkat operasi merupakan bukti real yang penulis acungi jempol di tengah mahalnya biaya rumah sakit walaupun rumah sakit trersebut milik pemerintah. Ironisnya ada rumah sakit daerah yang menolak pasien karena belum mampu membayar uang muka padahal kondisinya sangat kritis atau pelayanan yang setengah hati karena pasien menggunakan kartu Gakin.
Satu hal lagi, beliau adalah satu-satunya kepala daerah yang menerapkan program dokter keluarga. Jadi setiap beberapa keluarga masing-masing meiliki satu dokter. Ibu Hamil dan Ibu menyusui diwajibkan melakukan medical check up rutin, dan lagi-lagi gratis. Malah jika ada yang tidak melakukan check up rutin terkena denda dan harus membayar denda tersebut.
Yang unik dari pengamatan penulis adalah, menikahkan pasangan mudai-mudi yang ketahuan berdua-duaan alias mojok. Selain itu juga berlaku jam khusus pelajar, jika ketahuan ada pelajar yang keluyuran pada jam-jam tertentu akan di tangkap oleh petugas dan diberikan hukuman. Kalau masalah sekolah, sudah pasti Bontang menerapkan sekolah gratis. Karena Sopyan menyadari, dari beberapa presentasi beliau yang penulis ikuti, sekolah adalah hak dasar masyarakat. Sehingga kebutuhan sekolah gratis dan berkualitas mutlak disediakan oleh pemerintah.
Kedua, kemampuan Sopyan Hasdam memanfaatkan dua perusahaan besar yang ada di Bontang. Perusahaan yang berskala nasional dan internasional tersebut adalah PT. Badak dan PT. PKT. Community Development dan CSR dari perusahaan tersebut mampu dimanfaatkan secara maksimal demi kemajuan masyarakat Bontang.

Tiga daerah diatas, adalah daerah yang menurut penulis sangat sukses dalam pembangunan. Namun, tentu bukan sebuah kebetulan jika mereka ternyata adalah orang Muhammadiyah. Disinilah peran Muhammadiyah sesungguhnya, melahirkan dan terus melahirkan generasi-generasi yang mampu menjadi pemimpin yang visioner dan moderat.